Sunday, January 22, 2017

Cerpen "Aku dan Masa Depanku"

Aku dan Masa Depanku

“usaha keras itu tidak akan mengkhianati”
Pagi hari ini sinar matahari mencoba masuk lewat celah jendela untuk membangunkan seorang gadis yang tertidur nyenyak di kamar yang bewarna putih dan biru itu. Seorang gadis itu bernama Ayana Putri Claudia. Dia saat ini berumur lima belas tahun yang sekolah di SMA Musik. Semua anggota keluarganya adalah pemain musik. Ayahnya adalah pemain piano, Bundanya adalah penyanyi, Kakaknya adalah pemain biola, dan Ayana adalah pemain piano seperti Ayahnya. Keluarga Ayana cukup terkenal dengan permainan musiknya.
“Ayana bangun.. udah jam berapa ini kamu nanti telat sekolah”teriak Bunda Ayana yang sudah dari tadi membangunkan seorang anak gadis yang sangat dia sayangi.
“Iya Bunda, Ayana udah bangun kok hoaam…”ucap Ayana yang masih setengah sadar karena mungkin semalem Ayana begadang untuk mengerjakan PR musiknya itu.
Ayana pun segera beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Setelah mandi, Ayana tak lupa untuk selalu melihat ke cermin dan selalu berkata “Morning Ayana semangat ya buat mengikuti jejak keluargamu GANBATTEEE!!” Tak tau kenapa Ayana lebih sering mengucapkan kalimat itu. Karena mungkin itu adalah kalimat semangat untuk Ayana sendiri. Ayana mungkin masih tergolong pemain piano tingkat rendah dibanding dengan Ayahnya yang sudah tergolong master pemain piano itu.
“Ayana cepat sarapan dan berangkat sekolah”teriak Kakak Ayana yang bernama Aldi. Dia sangat menyayangi Ayana dan kalau Ayana sedang sakit dia orang pertama yang perhatian kepada Ayana. Kenapa bukan orang tuanya? Karena orang tuanya sangat sibuk konser di Luar Negri.
“Iya kak ini Ayana udah turun kok”ucap Ayana.
Ayana berangkat sekolah bersama dengan Kakaknya. Karena mereka satu sekolah. Ayana kelas satu SMA sedangkan kakaknya kelas tiga SMA yang sebentar lagi akan lulus.
“Pagi Ayana jelek tingkat dewi !”ucap Kiki sambil mencubit pipi Ayana. (Kiki adalah sahabat Ayana yang selalu menyayangi Ayana).
“Duhh Kiki kamu nyebelin ih sakit tau pipi aku kamu cubit nih merah kan huu”ucap Ayana sambil memegang pipinya yang merah itu gara-gara dicubit oleh Kiki.
“Maaf maaf….yuk, masuk kelas bentar lagi bel masuk”ucap Kiki sambil menggandeng tangan Ayana menuju kelas mereka berdua.
Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Ayana dan teman sekelasnya. Karena hari ini dia harus ulangan, praktek dan sebagainya. Jadwal sekarang adalah praktek music. Satu persatu teman Ayana dipanggil untuk melakukan praktek musik ini. “Dinda Nozawa”panggil guru musik itu. Dan ya sekarang adalah giliran Dinda Nozawa, dia terkenal sebagai pemain piano yang sudah tingkat master. Dia juga seperti Ayana, keluarganya juga pemain music semua.
Dan sekarang adalah giliran Ayana untuk praktek music. Semua teman-temannya yang tadi ramai sekarang menjadi diam untuk melihat Ayana bermain piano. Dan tangan-tangan Ayana bermain dengan lentik diatas piano. Tetapi, diahkir permainan Ayana lupa dengan kunci not pianonya itu dan membuat semua teman-temannya menertawakan Ayana. Ayana lalu berlari keluar dari ruangan praktek music itu dan menangis.
“Ayana?”panggil seseorang. “Apa! Kamu juga ingin menertawakanku seperti yang lain? Aku tau aku tak sepintar Dinda aku tau ki aku tau!”ucap Ayana menangis.
“lihat aku Ayana lihat aku”ucap Kiki yang menggoyang-goyangkan badan Ayana untuk memaksakan melihat kepada Kiki. Dan ahkirnya Ayana pun memaksakan untuk melihat Kiki.
“Tatap aku Ayana, kamu itu pinter lebih pinter daripada Dinda, kamu beda sama Dinda. Mungkin belum sekarang kamu bisa seperti Dinda tapi aku yakin suatu saat nanti kamu bisa melebihi kemampuan Dinda. Aku percaya sama kamu dan aku pun tahu kamu sudah berusaha keras, dan usaha keras itu tak akan mengkhianati.”ucap Kiki panjang lebar.
Ayana pun berpikir sejenak. “Mungkin benar kata Kiki suatu saat aku pasti bisa melebihi Dinda, mungkin bukan sekarang tapi besok aku pasti bisa”ucap Ayana dalam hati.
“Eh ni anak dijelasin panjang lebar malah bengong heloo Ayana”ucap Kiki sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Ayana.
“Eh iya iya makasih ya Ki, kamu udah mau nyemangatin aku. Suatu saat aku pasti bisa melebihi Dinda”ucap Ayana dengan senyum manisnya itu.
“Yups semangat Ayana”ucap Kiki.
Tiga jam berlalu. Sekarang waktunya istirahat untuk para siswa dan guru SMA Musik ini. Tapi tidak untuk Ayana. Ayana sangat sedih mendengar ejekan-ejekan teman-temannya karena praktek music tadi. Ayana pun pergi keruangan piano. Dan Ayana berlatih sekuat tenaga di ruangan itu. Dari luar ada sosok seseorang laki-laki melihat Ayana berlatih keras. “Semangat Ayana aku selalu mendukungmu dari jauh walaupun kamu tak pernah mengetahui itu semua”ucap seorang laki-laki dan bergegas pergi.
Bel tanda masuk pun sudah berbunyi. Semua siswa pun menghentikan kegiatannya dan bergegas masuk ke kelas masing-masing.
Pak Andi, guru teori music yang terkenal killer (galak) itu pun sudah memasuki kelas Ayana dengan membawa soal ulangan. “Anak-anak, sekarang waktunya ulangan. Tidak ada yang menyontek, membuka buku, sms temannya atau selainnya. Yang ketahuan melakukan hal tersebut akan saya kurangi nilainya !”ucap Pak Andi dengan tegas.
Soal satu persatu dibagikan. Semua siswa pun mengerjakan dengan tenang. Tiga puluh menit berlalu. “Anak-anak, waktu untuk mengerjakan sudah habis. Silahkan kumpulkan didepan !”perintah Pak Andi.
“Saya sudah menilai semua jawaban ulangan kalian dan hasilnya sangat tidak memuaskan tapi ada  satu orang yang mendapatkan nilai tertinggi.”ucap Pak Andi yang membuat siswa penasaran dengan orang yang mendapatkan nilai tertinggi itu.
“Pasti aku kan pak. Jelas donk aku kan paling pintar di kelas ini”Ucap Dinda dengan sombong.
“Huuuuu”sorak teman-teman sekelas.
“Tenang anak-anak ! Saya akan membacakannya. Dan orang yang mendapatkan nilai tertinggi adalah Ayana Putri Claudia dengan nilai seratus”ucap Pak Andi dengan bangga.
“Prok..prok..prok”(Suara tepuk tangan teman-teman sekelas).
Semua siswa dikelas pun terkejut dan bertepuk tangan untuk Ayana. Padahal bagi mereka soal ulangan itu sangatlah susah. Tetapi Ayana bisa mengerjakan dan mendapatkan nilai tertinggi. Dinda yang mengetahuinya itu pun terkejut. Kenapa bukan dia yang mendapatkan nilai tertinggi kenapa Ayana?
“Selamat ya, Ayana mendapatkan nilai tertinggi”ucap teman-teman sekelasnya.
“Benerkan Ayana usaha keras nggak bakal menghianati kamu. Dan buktinya teman-teman  pada kaget semua, apalagi Dinda. Selamat ya, sahabatku yang cantik ini”ucap Kiki.
“Iya makasih Kiki. Iya bener Ki padahal aku nggak nyangka bakal dapet nilai tertinggi lo Ki sumpah ki nggak nyangka banget hihi”ucap Ayana bahagia.
Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Siswa-siswi SMA Musik bersorak bahagia karena telah melewatkan hari yang melelahkan ini.
“Kak Aldi mana sih lama banget”ucap Ayana yang sedang menunggu sendirian diparkiran motor karena kakaknya tidak muncul-muncul. Mungkin kalau dihitung dia telah menunggu kakaknya sudah hampir dua puluh menit.
“Bareng aku aja yuk dek?”sapa seseorang yang telah mengagetkan Ayana.
“Eh kak Alex ngagetin aja”ucap Ayana.
“Pulang sama aku aja tadi aku lihat kakakmu udah pulang nganterin temannya dulu.”ucap Kak Alex.
Tanpa ragu Ayana pun segera menaiki motor Alex itu. Karena Ayana tau Alex adalah orang yang baik. Alex adalah teman dekat kakaknya. Dan Alex juga udah kenal dengan keluarga Ayana.
“Aduh Ayana mana ini. Ditelpon juga HPnya gak aktif. Dek, jangan buat kakak khawatir dong.”ucap Aldi yang sedari tadi menelpon Ayana. Tetapi HP Ayana tidak aktif.
Ayana pun sudah sampai dirumahnya karena diantar oleh Alex. Mungkin kalau tidak ada Alex, Ayana bakal menunggu dua jam disana.
Ayana pun langsung berganti baju dan segera berlatih piano. Jari-jarinya yang sangat lentik bermain ria diatas not-not piano itu.
“Ayana, maaf ya udah buat kamu nunggu lama”ucap Aldi yang datang dan memeluk Ayana yang sedang berlatih piano itu. “Kakak punya brosur nih dek , baca ya dek !”ucap Aldi sambil memberikan brosur yang dia dapatkan kepada Ayana.
“Lomba piano kak? Permainan pianoku belum terlalu hebat kak”ucap Ayana dengan sedih. Padahal dia sangat menginginkan untuk mengikuti lomba itu.
“Dek janganlah engkau menyerah sebelum bertanding. Kakak bakal manggil Kak Alex untuk ngajarin kamu bermain piano sampai kamu bisa dek. Please, kakak mohon dek. Kakak yakin kamu pasti bisa !”ucap Aldi.
“Iyadeh kak, aku mau ikut lomba piano itu . Tapi seandainya aku kalah seperti lomba tahun lalu gimana kak?”ucap Ayana.
Ya! Ayana dulu pernah mengikuti lomba piano dan dia kalah. Pemenangnya adalah Dinda Nozawa. Dan dari awal situlah Ayana sering dicaci maki Dinda.
“Kakak yakin tahun ini kamu adalah pemenangnya dan kamu bakal sukses. Jika kamu berlatih terus kamu pasti bisa dek.”ucap Aldi sambil memegang kedua pipi Ayana.
Dan keesokan harinya, Ayana sudah mulai dilatih oleh Alex. Masih ada satu bulan untuk dia berlatih mengikuti lomba piano itu.
“Ayana, sekarang kenapa kamu jarang kelihatan sih ? huft…”ucap Kiki.
“Maaf ki. Aku lagi sibuk banget untuk sekarang, maaf ya…”ucap Ayana dengan sedih. Karena sudah beberapa hari ini Ayana tidak pernah bermain bersama Kiki. Karena dia sibuk mempersiapkan diri untuk lomba piano itu.
Hari demi hari pun begitu cepat berganti. Sebentar lagi Ayana akan mengikuti lomba piano itu.
“Gimana adek manis? Udah siapkah kamu?”ucap Alex.
“Duh gimana ya kak aku masih belum siap kak”ucap Ayana sedih.
“Ayo donk semangat! Mana yang katanya Ayana nggak putus asa. Mana sih? Mana yaa?? Apa dibawah piano ya mana ya? Ayana Ayana”ucap Alex sambil mengejek Ayana dan mencari-cari Ayana dibawah piano.
“Hahaha kakak ini, aku disini kak bukan dikolong.”ucap Ayana sambil tertawa bahagia.
Keesokan harinya adalah perlombaan piano. Sebelum Ayana berangkat dia sudah meminta doa kepada kedua orang tua, kakak dan sahabatnya. Ayana berangkat diantar oleh Kak Aldi dan Kak Alex. Kenapa orang tuanya tidak ikut? Karena mereka ada urusan yang tidak bisa mereka tinggalkan.
“Gimana dek? Siap?”ucap Kak Alex.
“Insyaalloh siap kak”ucap Ayana.
Mereka bertiga pun sudah sampai ditempat lomba bermain piano itu. Disana banyak yang lebih hebat dari Ayana. Ayana pun merasa gugup.
Lomba pun dimulai. Ayana mendapatkan no lima. Satu persatu peserta sudah dipanggil oleh pembawa acara. Permainan mereka sangatlah hebat. Dan sekarang adalah giliran Ayana untuk maju memainkan piano.
“Semangat dek, kakak yakin kamu bisa !”ucap Kak Aldi.
“Semangat Ayana yang cantik !”ucap Kak Alex.
Ayana sudah berada diatas panggung. “Tuhan, berikanlah aku kemudahan dan kelancaran.”ucap Ayana dalam hati. Jari-jari tangan Ayana sudah bermain dengan lentiknya diatas not-not piano itu. Para juri, peserta, dan penonton terpesona melihat permainan Ayana yang sangat indah itu. Ayana pun selesai bermain piano. Tepuk tangan pun sangat meriah.
“Sumpah Ayana permainanmu sangat indah”ucap Kiki yang tiba-tiba mengagetkan Ayana.
“Eh Kiki, kapan dateng ngagetin aja kamu tuh. Hehe makasih Ki :) “ucap Ayana.
“Nggak perlu tau kapan aku datengnya yang penting permainanmu sangatlah indah”ucap Kiki.
Tibalah pengumuman kejuaran lomba bermain piano. Juara pertama akan dilatiih piano lebih hebat lagi dan mendapatkan beasiswa sekolah di luar negeri sampai kuliah. Para peserta pun sangat berdebar-debar siapakah yang akan juara.
“Ya! Kalian pasti penasaran kan? Ya udah sekarang saya umumkan. Pemenangnya adalah Ayana Putri Claudia. Bagi yang bernama Ayana silahkan maju kedepan”ucap pembawa acara.
“Ayana, kamu menang dek !”ucap Kak Alex langsung memeluk Ayana.
“Ehm.. Kakaknya dulu kenapa yang meluk adeknya ?”ucap Kak Aldi sambil menarik Ayana dan memeluknya.
Ayana langsung menuju kedepan panggung dan menerima hadiah tersebut.
“Ayana selamat yaa.. Yah, Ayana sekolah diluar negeri. Akunya jadi sendiri deh hehe besok kuliah aku bakal nyusul kok Ayana”ucap Kiki dengan senyuman yang manis itu
“Iya ki pasti aku bakal kangen banget sama kamu”ucap Ayana berkaca-kaca
“Jangan nangis donk aku janji kalau liburan aku bakal nengokin kamu ok?”ucap Kiki dan langsung memeluk Ayana.
“Adek selamat ya.. Kakak bangga sama kamu :) benarkan kata kakak kalau kamu usaha keras dan hasilnya itu tidak akan menghianati Selamat Ya :) kakak bangga sama kamu dek”ucap Kak Alex.
“Iya kak makasih ya kak. Ini juga berkat Kakak juga kok :)”ucap Ayana.
Ayana sudah empat tahun ini tinggal diluar negri. Tepatnya di Australia. Dia sudah menjadi pemain piano yang terkenal di Australia ini. Dan ahkirnya dia mengalahkan Dinda Nozawa.
“Terimakasih Tuhan tanpamu aku tidak bakal sukses seperti ini. Dan inilah Aku dan Masa Depanku yang indah”teriak Ayana.

THE END

No comments:

Post a Comment